30 Agustus 2024 – Dalam sebuah pengungkapan mengejutkan yang menghebohkan publik, gaji tinggi yang diterima oleh para pejabat di PT Timah Tbk. terungkap ke publik. Direktur Utama PT Timah, perusahaan pertambangan timah terkemuka di Indonesia, dilaporkan menerima gaji bulanan sebesar Rp 200 juta. Sementara itu, Kepala Divisi di perusahaan yang sama mendapatkan gaji bulanan sebesar Rp 30 juta.
Informasi ini mencuat setelah laporan tahunan perusahaan yang baru saja dirilis, menyoroti besaran kompensasi yang diterima oleh para eksekutif puncak dan pejabat tinggi perusahaan. Laporan ini menarik perhatian luas dari publik, khususnya mengingat konteks ekonomi saat ini dan ketidakpastian yang dirasakan oleh banyak sektor industri.
Direktur Utama PT Timah, yang identitasnya tidak disebutkan dalam laporan tersebut, dikenal sebagai salah satu sosok penting dalam industri pertambangan timah di Indonesia. Gaji sebesar Rp 200 juta tersebut mencerminkan posisi strategis dan tanggung jawab besar yang diemban dalam memimpin salah satu perusahaan terbesar di sektor ini.
Sementara itu, Kepala Divisi yang menerima gaji Rp 30 juta dianggap sebagai level yang lebih rendah dibandingkan dengan posisi direktur utama, namun tetap menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam struktur gaji di dalam perusahaan.
Pihak PT Timah belum memberikan komentar resmi terkait pengungkapan ini, tetapi informasi ini kemungkinan akan memicu diskusi lebih lanjut mengenai transparansi kompensasi eksekutif dan dampaknya terhadap perusahaan serta karyawan lainnya. Ke depan, banyak yang berharap agar perusahaan dapat memberikan penjelasan yang lebih mendalam dan menjawab pertanyaan yang mungkin muncul dari berbagai pihak.
Perihal gaji ini terungkap karena proses persidangan kasus korupsi yang merugikan keuangan negara sekitar Rp 300 triluiun dengan terdakwa Harvey Moeis.
Dalam Sidang dihadirkan beberapa orang jajaran direksi PT Timah Tbk, salah satunya ada mantan Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk.
Dengan pengungkapan ini, diharapkan ada dorongan untuk lebih banyak transparansi dan kejelasan dalam pengelolaan kompensasi eksekutif di berbagai perusahaan, terutama di sektor-sektor yang memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian nasional.
Sangat menggiurkan bukan dalam 1 bulan mendapatkan penghasilan sekitar Rp 200 juta per bulan ?
Belajar yang tekun supaya menjadi pejabat ya